Ternyata, Ini 7 Alasan Bunga Edelwis Tidak Boleh Dipetik Saat Mendaki Gunung
Bunga Edelwis ditemukan tumbuh di Indonesia pertama kali oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada 1819. Georg menemukan bunga tersebut ketika berada di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.
Hingga saat ini, bunga edelweis tumbuh subur di Gunung Gede, tepatnya di alun-alun Suryakencana. Para pendaki kini menyadari pentingnya menjaga bunga abadi tersebut dengan tidak memetiknya untuk cinderamata.
2. Dijuluki Bunga Abadi
Kenapa disebut bunga abadi? karena Bunga Edelwis memiliki waktu mekar yang cukul lama. Bunga edelweis diketahui mampu mekar dalam jangka waktu hingga 10 tahun. Kuatnya bunga edelweis tidak layu dalam satu dekade itu berkat hormon etilen yang ada pada kelopak bunganya yang mencegah kerontokan.
3. Mekar Antara April-Agustus
Seperti bunga pada umumnya, edelweis juga memiliki waktu mekar yang terbatas. Bunga abadi ini akan mekar pada bulan April hingga Agustus setiap tahun.
Bunga ini dikenal mekar pada saat waktu musim hujan telah berakhir. Mekarnya bunga edelweis di bulan-bulan tersebut dikarenakan pancaran matahari yang datang dapat diserap dengan baik dan intensif.
4. Dilindungi Oleh Undang-Undang
Selain kesadaran pendaki, bunga edelweis masih lestari hingga kini berkat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem.
Sanksi pidana dan denda bagi siapa yang nekat memetik bunga edelweis cukup berat. Mulai dari penjara selama lima tahun dan satu tahun. Tak hanya bisa dipenjara, memetik bunga edelwis juga dikenakan denda sebesar Rp100 juta dan Rp50 juta.
5. Mulai di Budidayakan
Untuk melindungi bunga edelweis di alam, kini sudah bermunculan desa budidaya bunga abadi tersebut. Gunung Bromo, budi daya ini sudah dijalankan sejak 10 November 2018 bebarengan dengan peresmian Desa Wisata Edelweis di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
6. Populasi Berkurang
Kendati sudah diberi payung hukum, kenyataannya pencurian bunga edelweis ini dari habitatnya masih saja terjadi. Populasi bunga ini dikatakan semakin berkurang karena ulah beberapa pendaki yang menjadikan bunga ini sebagai cinderamata.
Ada beberapa pendaki yang tertangkap basah memetik bunga ini, misalnya pada 2017 ada lima pendaki mencabut bunga edelweis di Gunung Rinjani. Kemudian Juni 2018 terjadi pula peristiwa serupa di Gunung Ciremai, Jawa Barat.
7. Tumbuh Subur di Indonesia
Bunga edelweis tercatat tumbuh subur di beberapa gunung di Indonesia. Para pendaki bisa menikmati hamparan ladang edelweis jika mendaki gunung Lawu, Semeru, Merbabu, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Rinjani.
Jika pendaki ke Gunung Rinjani, maka dapat melihat keindahan hamparan edelweis di Plawangan Sembalun. Kemudian jika di Gunung Lawu, Anda bisa menemukannya di sepanjang jalur menjelang puncak Hargo Dumilah.
Di Gunung Gede, hamparan padang bunga edelwis akan terlihat di alun-alun Suryakencana yang menjadi spot para pendaki membuka tenda setelah mencapai puncak gunung.
Arsipinhil.com berkomitmen untuk menyajikan berita yang dibutuhkan oleh pembaca. Kita tidak hanya mengedepankan kecepatan, melainkan juga ketepatan (akurasi) dan kebutuhan.